Jangan malu terlihat miskin, namun malulah saat kita pura-pura kaya. Mampu untuk beli bukan berarti kita harus membelinya. Beberapa kali ibu-ibu teman istri saya menawarkan baju-baju dan sepatu mahal. Tetapi istri saya cuma tersenyum " Pakaian dan sepatu saya masih tetap bagus, dan itu terlampau mahal buat saya, ” jawabnya tegas. Dan istri saya tak malu terlihat miskin.
Saya umumnya makan di angkringan nasi kucing di salah satu sudut kota Semarang dan kerap terlibat perbincangan dengan salah satu tukang parkir demikian asyiknya. Dan saya sering makan di situ lantaran kebetulan angkringan sederhana itu se jalur dengan jalan untuk pulang ke rumah. Sampai sampai si bapak tukang parkir itu hafal dengan muka saya. Dan saya tak malu bila mesti makan ditempat sederhana itu setiap hari, walaupun saya naik mobil.
Salah satu modal yang utama untuk berwirausaha adalah janganlah malu terlihat miskin. Saya mempunyai teman yang menjabat posisi cukup baik di perbankan dan dia menjabat jabatan yang sangat baik. Dia sering berkelakar ingin keluar dari posisinya sekarang dan
ingin jadi entrepreneur namun telah delapan th. lebih tidak pernah dilakukannya, walau hingga saat ini kelakarnya tetap sama. Karena dia tidak ingin keluar dari zona nyamannya. Sederhana saja, saat kita mengawali wirausaha kita bakal selalu banyak berhitung dan itu memang terlihat miskin dan susah.
Berwirausaha itu terkadang bikin kita harus tebal muka, tebal hati, serta tebal tekad seperti baja. Rumus ekonomi paling mendasar sebagai pengusaha adalah membeli lebih murah dan jual lebih mahal. Banyak diantara kita yang ingin mengawali usaha itu selalu dengan alasan nunggu modal dan modal. Walau sebenarnya rumus di atas itu sangatlah simpel konsepnya, tetapi kita sendiri yang sering membuatnya ruwet.
Saat Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, Teman dekat Abdurrahman bin Auf, dipersaudarakan dengan seseorang Sahabat Anshar yang bernama Sa’ad bin Rabi'. Sa'ad lalu tawarkan setengah hartanya pada Abdurrahman bin Auf juga sebagai perwujudan rasa cinta yang tulus pada saudara barunya. Tetapi beliau menolak dengan halus dan cuma minta ditunjukkan jalan menuju ke pasar untuk memulai usaha.
Kesimpulannya, modal bukanlah alasan untuk memulai berwirausaha. Dan janganlah malu kelihatan miskin, namun malulah saat kita pura-pura kaya. Mengutip kata-kata dari Alm. Bob Sadino, " Bergayalah sesuai isi dompetmu. Yang beneran punya, tidak akan banyak bicara seperti mereka yang berlagak sok punya " Bila anda ketahui betul bagaimana kerasnya dunia wirausaha maka anda bakal dapat mengerti pesan beliau diatas -
0 comments:
Post a Comment